1.a. Dustur
Ilahi (kewajiban salam) :
o Salam
harus diucapkan kepada orang beriman :
“Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami
itu datang kepadamu, maka katakanlah: “Salaamun-alaikum” (mudah-mudahan Allah
melimpahkan kesejah-teraan atas kamu)…” (QS. Al An’aam 6:54)
o Bila diberi penghormatan,
balaslah dengan penghormatan yang lebih baik :
“Apabila
kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan
itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas tiap-tiap sesuatu” (QS. An Nisaa’
4:86)
[Penghormatan
dlm Islam ialah dengan mengucapkan “Assalaamu’alaikum”]
1.b. Keutamaan
Salam
Abdullah bin Amru bin Al-Ash r.a. berkata: Seorang
bertanya kepada Nabi saw. :Apakah yang terbaik dalam Islam? Jawab Nabi: Memberi
makanan dan memberi salam terhadap orang yang kau kenal atau tidak kau kenal.”
(HR. Bukhari, Muslim)
Abu Imaroh (Al-Barra’) bin Azib r.a. berkata: Rasulullah
menyuruh kami dengan tujuh macam: Menjenguk = menengok orang sakit,
menghantarkan jenazah, mendo’akan orang bersin jika membaca Alhamdulillah,
menolong orang yang lemah, membantu orang teraniaya, menyebarkan salam,
menepati (melaksanakan) sumpah. (HR. Bukhari, Muslim)
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. berkata: Kamu
tidak akan masuk sorga hingga beriman (percaya), dan kamu tidak beriman hingga
kasih sayang kepada sesama. Sukakah saya tunjukkan sesuatu jika kamu kerjakan
timbul kasih saying di antara kamu. Sebarkanlah Salam di antara kamu.” (Muslim)
Aththufail bin Ubay bin Ka’ab biasa datang ke tempat
Abdullah bin Umar, maka pergi bersama-sama ke pasar. Maka jika kami telah
berada di pasar tiada Abdullah melalui orang rombeng, atau penjual di took,
atau orang miskin, bahkan ketemu dengan siapa saja kecuali ia memberi salam.
Aththufail berkata: Maka pada suatu hari saya datang ke rumah Abdullah bin
Umar, lalu ia mengajak saya ke pasar. Saya bertanya: Untuk apakah kau ke pasar,
sedang kau tidak akan membeli apa-apa, juga tidak perlu menanyakan harga
barang, atau menawar, bahkan tidak duduk di pasar, maka lebih baik kita
duduk-duduk di sini bercakap-cakap. Jawab Abdullah: Ya Aba Bathnin, kami akan
ke pasar hanya untuk memberi salam kepada orang-orang yang bertemu (ke pasar
untuk menyebarkan salam)” (Malik dalam kitab Almuwatho’)
1.c. Cara memberi
salam
Sunnat bagi yang memberi salam mengucap :
-
Assalamu’alaikum, dan yang menjawabnya
minimal mengucapkan Wa’alaikum salam, jika ingin lebih baik lagi
jawablah Wa’alaikum salam warahmatullah, dan jika ingin jauh lebih baik
lagi jawablah Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
-
Assalamu’alaikum warahmatullah, dan yang
menjawabnya minimal mengu-capkan Wa’alaikum salam warahmatullah, jika
ingin lebih baik lagi jawablah Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
-
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Imron bin Hushoin ra. berkata: Seorang datang kepada Nabi
saw. dan mengucapkan Assalamu’alaikum. Maka dijawab oleh Nabi saw.
kemudian ia duduk. Nabi bersabda: Sepuluh. Kemudian datang pula lain orang
memberi salam :Assalamu’alaikum warahmatullah. Dan setelah dijawab oleh
Nabi saw. Ia duduk. Nabi pun berkata: Dua puluh. Kemudian orang ketiga datang
dan mengucapkan :Assalamu’alaikum warahmatullah wabarokatuh. Maka
dijawab oleh Nabi saw. dan Nabi berkata: Tiga puluh. (Abu Dawud, Attirmidzi)
1.d. Aturan salam :
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Orang yang berkenda-raan memberi salam kepada yang berjalan, dan yang berjalan
memberi salam kepada yang duduk. Dan rombongan yang sedikit memberi salam
kepada yang banyak. (Bukhari, Muslim)
Dalam riwayat Bukhari : Dan yang kecil memberi salam kepada
yang besar
Abu Umamah Albahily r.a. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: Seutama-utama manusia bagi Allah ialah yang mendahului memberi salam.
(HR. Abu Dawud, Attirmidzi)
Abu Umamah ra. berkata: Seorang bertanya: Ya Rasulullah
kalau dua orang bertemu muka yang manakah di antara kedua yang harus mendahului
memberi salam ? Jawab Nabi: Yang lebih dekat kepada Allah. (Attirmidzi)
1.e. Sunnat
Mengulangi Salam Jika Berulang Bertemu
Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Jika
bertemu salah satu kamu kepada saudaranya hendaknya memberi salam, kemudian
jika terpisah antara keduanya oleh pohon atau dinding atau batu, kemudian
bertemu kembali hendaknya memberi salam. (Abu Dawud)
1.f. Sunnat
Salam Jika Masuk Rumah
Firman Allah
:
“Jika kamu masuk ke rumah, maka hendaknya memberi salam
pada dirimu, itu sebagai kesejahteraan dari Allah yang berkat dan baik”
Anas ra. berkata: Rasulullah saw. mengajarkan kepada
saya: Hai anak, jika kamu masuk ke rumah keluargamu, hendaknya memberi salam,
supaya menjadi berkat untuk kamu dan keluargamu. (Attirmidzi)
1.g. Haram
Mendahului Orang Kafir dengan Salam
Haram Mendahului Orang Kafir dengan Salam dan Cara Menjawab
Salam Mereka dan Sunnat Memberi Salam pada Majlis yang Campur Muslim dengan
Kafir
Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Jangan mendahului orang Yahudi atau Kristen dengan salam … “ (Muslim)
Anas ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: jika orang-orang
ahli kitab memberi salam kepada kamu, maka jawablah: Wa alaikum.
(Bukhari, Muslim)
Usamah ra. berkata: Rasulullah saw. berjalan melalui
majlis yang menghim-pun orang Muslimin, Musyrikin penyembah berhala dan Yahudi.
Maka Nabi saw. memberi salam kepada mereka. (Bukhari, Muslim)
1.h. Sunnat Salam
Jika Akan Meninggalkan Majlis
Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Apabila sampai salah satu kamu ke majlis, hendaknya memberi salam, dan bila
bangun akan meninggalkan majlis harus mengucapkan salam. Bukan yang pertama itu
lebih layak (baik) dari yang kedua. (Abu Dawud, Attirmidzi)
1.i.
Berjabat tangan, Bermuka manis
Sunnat Berjabat Tangan, Bermuka Manis dan Mencium Tangan
Orang Salih dan Anak, dan Mendekap Orang Baru Datang dari Bepergian, dan Makruh
Merendahkan Diri
‘Al-Barra’ ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tiada
dua orang muslim yang bertemu lalu berjabat tangan, melainkan diampunkan dosa
keduanya sebelum berpisah.” (Abu Dawud)
Shofwan bin Assal ra. berkata: Seorang Yahudi berkata
kepada temannya: mari kita pergi kepada Nabi itu. Maka pergilah keduanya kepada
Rasulullah saw. dan menanyakan tentang sembilan ayat. Dan setelah dijawab oleh
Nabi saw. Mereka lalu mencium tangan dan kaki Nabi sambil berkata keduanya:
Kami bersaksi bahwa Engkau benar-benar Nabi. (Attirmidzi)
Ibnu Umar ra. bercerita yang akhirnya ia berkata: Maka
kami mendekat kepada Nabi saw. dan mencium tangannya. (Abu Dawud)
Aisyah ra. berkata: Zaid bin Haritsah datang ke kota Madinah sedang
Rasulullah berada di rumahku, kemudian Zaid mengetuk pintu, maka Nabi pun
segera bangun menyambutnya dengan menyeret kainnya, kemudian mendekap dan
memeluknya. (Attirmidzi)
Abu Dzar ra. berkata: Rasulullah saw. berkata kepada
saya: Janganlah meremehkan suatu kebaikan, walau sekedar menghadapi teman dengan
muka yang manis. (Muslim)
Maraji’
Imam Nawawy : Riadhus Shalihin
Tidak ada komentar: