RABU (18/6) besok, lokalisasi Dolly Surabaya bakal ditutup. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun berharap prosesnya berlangsung lancar. Risma yakin penutupan ini akan membawa Surabaya ke jalan lebih baik.
“Kami akan membawa mereka ke jalan yang lebih terang dan lebih baik. Karena itu, kami mohon doa restunya agar upaya ini berjalan lancar,” kata Risma di hadapan tokoh masyarakat dan ulama saat istigasah dan doa bersama penutupan Hari Jadi ke-721 Kota Surabaya di Balaikota Surabaya, kemarin.
Dia menjelaskan, penutupan Dolly merupakan upaya transformasi masyarakat Surabya menjadi lebih baik dari sisi kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi. Risma juga berharap masyarakat turut membantu kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Wanita ini juga membantah pihaknya belum berkomunikasi dengan warga di sekitar Dolly. “Kami pernah mengundang para PSK (pekerja seks komersial) dan mucikari buka bersama saat Ramadhan,” ujarnya.
Malah, Wali Kota ini mengaku diam-diam turun ke lokalisasi untuk memantau kondisi anak-anak yang sekolah di sekitarnya. Namun, saat ini dia mengaku tidak bisa masuk karena situasi kurang kondusif. Terlebih, katanya ada oknum mencoba menghasut dan mengintimidasi warga.
Ketua RT5 RW12 Kelurahan Putat Jaya Yono mengaku rumahnya pernah didatangi puluhan orang. Mereka menuding Yono menggalang dukungan terhadap upaya alih fungsi Dolly.
Padahal, dia hanya mengajukan permohonan pavingisasi kepada Pemkot Surabaya. “Saya sebenarnya netral. Saya menghormati kebijakan Pemkot tapi juga tidak menentang mereka yang kontra. Tapi kalau tindakannya sudah meresahkan kami juga tidak bisa tinggal diam,” tegasnya.
Menurut Yono, banyakwarganya setuju upaya rehabilitasi oleh Pemkot namun tidak berani bersuara karena ketakutan. Apalagi situasi di lokalisasi Dolly dan Jarak kini kian memanas.
Ditambahkan, oknum yang mengintimidasi warga kebanyakan justru berasal dari luar Dolly. “Penduduk asli malah mendukung,” ujarnya. [pz/terbit/Islampos]
Tidak ada komentar: