Di Bilin, Granat-granat Gas Berubah Menjadi Vas Bunga
Di lokasi meninggalnya sang anak, ibu Basem Abu Rahmah menyirami tunas-tunas mawar yang di tanam di dalam bekas granat-granat gas Zionis, sebagai wujud kasih sayang pada anaknya, Basem, yang gugur terkena granat gas yang ditembakkan pasukan Zionis padanya dalam jarak sangat dekat tahun 2010 lalu.
Kebun yang terdiri dari granat-granat gas yang ditembakan pasukan penjajah Zionis selama tahun-tahun perlawanan rakyat di Bilin menentang pembangunan tembok pemisah rasial di barat desa, ini didirikan dan dibukan pada hari Rabu (3/10/2013), di lokasi meninggalnya Basem beberapa tahun lalu. Warga desa Bilin merubah sisa-sisa granat gas menjadi vas-vas yang ditanami bunga.
Ibu Basem Abu Rahmah dalam pembicaraan khusus dengan koresponden Pusat Informasi Palestina di Ramallah mengatakan, anaknya gugur dalam membela tanahnya, al Quds dan Palestina. Dia melanjutkan, “Di sini Basem gugur. Mereka membunuhnya dengan darah dingin. Setelah bertahun-tahun kami ajukan tuntudan ke pengadilan Zionis, kasusnya ditutup.”
Mengenai ide mengubah sisa-sisa granat gas menjadi botol-botol untuk vas bungan ini, salah seorang penggagas ide mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk menyampaikan suara orang-orang Palestina kepada dunia bahwa rakyat Palestina juga mencintai hidup. Dari penderitaan bisa menumbuhkan harapan, meski luka masih berdarah. (asw)
sumber : http://www.infopalestina.com/ms/default.aspx?xyz=U6Qq7k%2BcOd87MDI46m9rUxJEpMO%2Bi1s7QaZOD296lI8pBNdMCoWWYua4hFOG2M4YiM6OPkAdw123EVEB9eh346d1BvMhfs3EU49cTqp62uCiBCBqcMH8ndAhFBevt86ZPocTm%2BsMpcM%3D
Di lokasi meninggalnya sang anak, ibu Basem Abu Rahmah menyirami tunas-tunas mawar yang di tanam di dalam bekas granat-granat gas Zionis, sebagai wujud kasih sayang pada anaknya, Basem, yang gugur terkena granat gas yang ditembakkan pasukan Zionis padanya dalam jarak sangat dekat tahun 2010 lalu.
Kebun yang terdiri dari granat-granat gas yang ditembakan pasukan penjajah Zionis selama tahun-tahun perlawanan rakyat di Bilin menentang pembangunan tembok pemisah rasial di barat desa, ini didirikan dan dibukan pada hari Rabu (3/10/2013), di lokasi meninggalnya Basem beberapa tahun lalu. Warga desa Bilin merubah sisa-sisa granat gas menjadi vas-vas yang ditanami bunga.
Ibu Basem Abu Rahmah dalam pembicaraan khusus dengan koresponden Pusat Informasi Palestina di Ramallah mengatakan, anaknya gugur dalam membela tanahnya, al Quds dan Palestina. Dia melanjutkan, “Di sini Basem gugur. Mereka membunuhnya dengan darah dingin. Setelah bertahun-tahun kami ajukan tuntudan ke pengadilan Zionis, kasusnya ditutup.”
Mengenai ide mengubah sisa-sisa granat gas menjadi botol-botol untuk vas bungan ini, salah seorang penggagas ide mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk menyampaikan suara orang-orang Palestina kepada dunia bahwa rakyat Palestina juga mencintai hidup. Dari penderitaan bisa menumbuhkan harapan, meski luka masih berdarah. (asw)
sumber : http://www.infopalestina.com/ms/default.aspx?xyz=U6Qq7k%2BcOd87MDI46m9rUxJEpMO%2Bi1s7QaZOD296lI8pBNdMCoWWYua4hFOG2M4YiM6OPkAdw123EVEB9eh346d1BvMhfs3EU49cTqp62uCiBCBqcMH8ndAhFBevt86ZPocTm%2BsMpcM%3D
Tidak ada komentar: