Seekor sapi membuat penampilan kejutan dalam buletin berita TV Turki sebagai bagian dari aksi diam dunia terhadap kekerasan di Suriah dan Mesir. Demikian dilaporkan Todays Zaman, 28 Agustus 2013.
Pembawa acara “mewawancarai” sapi itu selama program berlangsung, memintanya pendapat pada sikap diam dunia terhadap situasi di Suriah dan Mesir.
“Kemanusiaan tetap diam pada pembantaian. Kami adalah sapi. Kami tidak menangis, tapi manusia bisa menangis,” koresponden menerjemahkan apa yang dikatakan si sapi. Dia kemudian menyatakan bahwa bahkan sapi memiliki sesuatu untuk dikatakan mengenai kekerasan di Mesir dan Suriah.
Selama acara, wartawan juga menyebutkan tentang air mata yang ditumpahkan oleh Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan selama program TV pekan lalu ketika surat yang ditulis oleh pemimpin senior Ikhwanul Muslimin, Muhammad Al Baltaji, kepada putrinya, yang dibunuh oleh pasukan keamanan Mesir di pembantaian Kairo pada 14 Agustus yang dibacakan dalam sebuah video di akhir program.
“Mereka menangis sebagai seorang ayah, bukan perdana menteri,” kata wartawan itu, menambahkan bahwa ia melihat bahwa air mata Erdogan adalah ketulusan.
Pepatah Turki mengatakan melihat sesuatu tanpa reaksi, seperti pandangan sapi . Coba lihat betul-cata cara sapi melihat dan merenung, tanpa reaksi dan kaku. TV ini mencoba menyampaikan kepada seluruh ummat bahwa orang yang hanya melihat pembunuhan, kekejaman dan kezaliman tanpa ada sedikitpun reaksi adalah seperti sapi.
Erdogan mengatakan untuk bersimpati kita hanya perlu jadi manusia. Jika, kita tak mampu mengirim jasad, kirimkan saja doa.
sumber : http://news.fimadani.com/read/2013/08/30/sindir-diamnya-dunia-atas-mesir-dan-suriah-tv-turki-wawancarai-sapi-di-studio-siaran/
Tidak ada komentar: