Video Hikmah

ADAABUTH-THA'AM (2)

Makan  seperlunya
Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata :" Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda :" makanlah untuk dua orang itu sebenarnya cukup untuk tiga orang, makanan untuk tiga orang sebenarnya cukup untuk empat orang. (HR.Bukhari)
Dari Nafi' berkata;"ibnu umar tidak akan mulai akan sampai dia memanggil seseorang miskin untuk diajak makan bersamanya.Pada suatu hari saya membawa seseorang laki-laki untuk  makan bersamanya, kemudian orang tersebut makan terlalu banyak. Umar pun berkata: wahai Nafi' jangan sekali-kali membawa orang seperti itu kepadaku, saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :" orang mukmin makan dengan satu usus sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus. (HR.Bukhari)
Sifat seorang mukmin akan hilang dan berganti menjadi kafir jika dia makan terlalu banyak. Kenapa? Karena seorang mukmin itu tidak rakus dan tidak terlalu rakus dalam hal makanan, dan makanan dan minumannya selalu mendapat berkah, sehingga ia akan merasa kenyang dengan makan dan minum sedikit. Orang kafir? Ia sangat rakus dan tamak dalam hal makanan sampai Rasulullah pun membandingkannya dengan tujuh usus sebagai gambaran.
Sifat diatas tidak bisa dipukul rata, karena ada juga orang yang mukmin yang makan banyak karena alasan tertentu seperti karena sakit perut dan yang lainnya. Sedangkan orang kafir akan makan sedikit hanya dengan alasan tertentu, mungkin karena alasan kesehatan dari seorang dokter atau alasan yang datang dari rahibnya. Jelas, bahwa alasan dan sifat orang mukmin dan kafir itu berbeda seratus delapan puluh derajat. Akankah kita seperti mereka?
Perlu diketahui juga orang mukmin harus tahu bahwa maksud memakan makanan secara syara' adalah untuk menghalau rasa lapar dan untuk memperkuat amalan ibadah disertai rasa takut akan hisab terhadap apa yang dimakan.
Dari hadist yang diriwayatkan dari Abu umamah:" barangsiapa yang banyak berpikir, maka dia akan menyedikitkan makannya dan barangsiapa yang sedikit berpikit, maka dia akan memperbanyak makannya dan akan keraslah hatinya."
Dari Ibnu Abbas berkata ;" telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam:" sesungguhnya orang yang kenyang di dunia akan menjadi yang lapar diakhirat kelak." (HR.Thabrani)
Bernafas  ketika  minum  serta  meniupnya
Dari ibnu Abbas r.a, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam:" melarang bernafas dalam wadah (minuman) atau meniupnya." (HR.Tirmidzi)
Hadist ini secara jelas melarang bernafas ketika kita minum air, juga melarang meniupnya. Kenapa? Ada suatu penelitian yang menerangkan bahwa jika ada air panas yang menguap, maka uap air ( H2O) yang keluar akan bereaksi dengan udara pernafasan kita (CO2) sehingga akan menimbulkan Asam karbonat( HCO3¯ ) yang bersifat korosif terhadap paru-paru bila kita hidup.
Tidak Makan sambil Berbaring
Dari Abu Juhaifah, telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam:" sesungguhnya saya tidak pernah makan sambil muttaki ( berbaring )." (HR.Bukhari)
Muttaki dalam hadist diatas mempunyai dua pengertian, bisa berarti berbaring atau duduk yang lama untuk makan. Ulama ada yang beristimbath bahwa hadist ini menjelaskan pada kita bahwa makan sambil berbaring itu makruh hukumnya, karena hal ini merupakan sifat para pembesar terdahulu seperti raja-raja terdahulu loh…Ibrahim An-Nakha'i berkata bahwa para ulama melarang gaya makan sambil tidur karena ada kemungkinan menyebabkan perut menjadi besar.
Tidak Mencela Makanan
Dari Abu hurairah r.a, berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah mencela makanan sekali pun , jika beliau menginginkannya beliau pun makan, jika beliau tidak suka beliau pun meninggalkannya." (HR.Bukhari )
Dalam hadist diatas jelas bahwa Rasulullah tidak pernah mencela makanan, baik yang hasil buatan siapa pun. Beliau tidak pernah berkata:" ah,gak enak, asin .Belum mateng lagi." Atau ucapan-ucapan yang senada.
Maraji'
Al-qasthalaany, Irsyaad Asy-Syaari, Bairut, Libanon
Riyadhus Sholihin

Baca Juga

Tidak ada komentar:

Tinggalkan Komentar